PERHATIAN EKSTRA GIGI LANSIA
Seiring dengan meningkatnya usia seseorang maka meningkat pula risiko
terjadinya penyakit pada usia lanjut. Lanjut usia atau lansia memang identik
dengan mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit yang sering diabaikan di
usia lanjut adalah penyakit gigi. Mitos yang menyebutkan bahwa hilangnya gigi
semakin banyak seiring dengan penuaan tidak benar, karena dengan perawatan yang
baik gigi dapat bertahan selama mungkin di rongga mulut.Penyakit di rongga
mulut pada usia lanjut dapat berakibat negatif terhadap kesehatan dan
kualitas hidup para lansia secara keseluruhan.
Penyebab
gangguan kesehatan gigi dan mulut pada lansia antara lain kebiasaan mengudap
terutama kudapan yang manis-manis, menurunnya kemampuan untuk merawat kesehatan
mulutnya sendiri, serta adanya pergeseran gigi sehingga bertumpuk dan sulit
dibersihkan. Gangguan kebersihan mulut dapat menyebabkan bau mulut, mengurangi
kemampuan mengecap, penyakit gusi dan pembusukan akar gigi. Tidak hanya itu,
kesehatan gigi dan mulut juga berkaitan dengan penyakit lain. Orang yang
mengalami gangguan gusi beresiko dua kali lipat mengalami penyakit jantung dan
stroke.
Berikut beberapa kondisi yang sering terjadi pada lansia:
1.
Kehilangan gigi
Penyebab hilangnya gigi pada lansia terjadi akibat karies dan penyakit periodontal, diabetes, dan kebiasaan merokok. Kehilangan gigi ini juga membuat berkurangan kualitas asupan nutrisi makanan yang diperlukan tubuh dari buah, sayur dan serat. Pastikan gigi yang hilang digantikan dengan gigi tiruan baik cekat maupun lepasan yang sesuai dengan kondisi dan harus terus selalu dijaga kebersihannya.
2.
Penyakit Gusi
Disebabkan oleh penumpukan plak akibat kebersihan rongga mulut yang tidak baik yang bisa diperparah dengan kebiasaan merokok dan penyakit sistemik seperti diabetes maupun jantung. Radang gusi menyebabkan konsumsi diet lunak bertambah sehingga menurunkan aktifitas motorik jaringan mulut. Radang gusi merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada lansia.
3.
Mulut kering
Bahasa medisnya adalah Xerostomia, yaitu kondisi di mana jumlah saliva dalam mulut menurun. Penyebabnya karena penyakit usia lanjut, disfungsi kelenjar ludah, kebiasaan merokok, dan efek samping dari obat. Xerostomia dapat mengakibatkan kelainan pola makan, berkurangnya nutrisi, bicara jadi tidak jelas dan gigi rentan karies.
4.
Penyakit periodontal
Ini adalah kondisi di mana penyakit gusi dibiarkan sehingga infeksi akan mejalar ke jaringan penyangga gigi. Hal ini terjadi karena pada usia lanjut, kepadatan tulang berkurang dan terjadi penurunan kemampuan penyembuhan karena melambatnya proses metabolisme secara fisiologis.
Sama seperti organ tubuh lainnya, organ di dalam
mulut yaitu kelenjar liur pada lansia juga mengalami kemunduran. Akibatnya
produksi liur berkurang dan mulut menjadi kering. Ditambah lagi dengan
penggunaan obat-obatan untuk penyakit lain yang diminum setiap hari oleh
lansia. Padahal air liur sangat penting untuk mencegah kerusakan gigi.
Normalnya air liur memiliki pH netral, namun saat makan pH akan dengan cepat
menjadi asam akibat pemecahan makanan oleh bakteri di mulut. Keasaman ini
bertahan sampai 20 menit sebelum berubah kembali menjadi netral. Air liur yang
kurang dapat memperlambat kembalinya pH menjadi netral sehingga gigi menjadi
lebih cepat rusak.
Tips untuk mengatasi mulut kering yaitu :
1.
Banyak minum air putih
2.
Sering berkumur dengan
air
3.
Gunakan pasta gigi
khusus atau obat kumur yang tidak mengandung alkohol
4.
Gunakan pelembab bibir
5.
Hindari makanan dan
minuman manis
6.
Hindari makanan kering
yang asin
Kesehatan
gusi dan jaringan pendukung gigi juga sangat penting. Pada lansia, jaringan
gusi mengalami degenerasi sehingga sebagian akar gigi terlihat dan gigi tampak
lebih panjang. Bagian akar gigi tidak memiliki jaringan pelindung email
sehingga gigi menjadi lebih sensitif terhadap panas dan dingin, serta
memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan gigi. Jika terjadi peradangan dan
infeksi, maka gigi menjadi mudah tanggal. Radang gusi juga merupakan penyebab
terjadinya bau mulut dan dapat menyebabkan abses gusi.
Kunci untuk menjaga kesehatan mulut pada lansia
adalah menjaga kebiasaan makan, penggunaan pasta gigi berflorida secara
teratur, perawatan gigi palsu dan pemeriksaan gigi secara rutin. Lansia sering
kali lebih suka mengudap dibanding makan tiga kali sehari. Kudapan terutama
yang manis akan meningkatan keasaman di mulut. Oleh karena itu, pada lansia
yang kurang produksi air liurnya dianjurkan untuk mengunyah permen karet tanpa
gula dan mengurangi kudapan yang manis-manis.
Floride penting untuk mencegah kerusakan gigi pada
lansia. Permukaan gigi dilapisi oleh kristal yang tersusun oleh kalsium, fosfat
dan ion hidroksida. Dalam keadaan asam, zat-zat ini akan terlepas dari
permukaan gigi. Menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung flouride setiap hari
setelah makan akan memulihkan dan membentuk kristal ini kembali. Untuk
menghindari gangguan pada gusi dan gigi dapat menggunakan obat kumur secara
teratur.
Pada lansia yang memakai gigi tiruan sebaiknya rutin
membersihkan gigi tiruannya. Gigi tiruan lepasan harus dilepas pada malam hari
dan direndam dalam air. Gigi tiruan harus dikenakan secara pas pada gusi supaya
tidak mudah terlepas dan tidak menimbulkan iritasi terus menerus pada mulut.
Apabila gigi tiruan sudah tidak nyaman dipakai segera diperbaiki. Jika
perawatan gigi dan mulut sulit dilakukan secara mandiri mintalah orang lain
untuk membantu.
Selain perawatan di rumah, pemeriksaan gigi secara
rutin harus dilakukan untuk mencegah tanggalnya gigi akibat penyakit gusi yang
tidak disadari. Kunjungan rutin ini juga harus dilakukan walaupun tidak ada
lagi gigi asli yang tertinggal.
Posted by drg.Dyarti Sukasih
Dari berbagai sumber